Bismillahirrahmaanirrahiim
“Waktu,”
ujar cendekiawan barat William pent,
“adalah sesuatu yang paling kita inginkan, namun juga sesuatu yang paling buruk
yang kita gunakan.”
Membaca
kalimat di atas, tentu kita sepakat, bahwa
Waktu adalah sesuatu yang amat berharga. Sering teribaratkan dengan
uang, atau juga pedang. Bila tak kita pakai untuk menebas, kitalah yang akan
ditebas.
Dan
dalam islam sendiri, waktu dianggap sebagai satu nikmat atau karunia yang
teramat agungnya. Sebagaimana yang pernah disabdakan Rasulullah saw,
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya,
(yaitu) kesehatan dan waktu luang”. [HR Bukhari,].. suatu
nikmat tentu menghajatkan untuk disyukuri. Dan mensyukuri waktu diantara
caranya adalah dengan memanfaatkanya sebaik mungkin, tidak mengisinya dengan
hal yang sedikit guna atau bahkan mendatangkan murka-Nya.
Menjadi satu keberuntungan tatkala kita berada di suatu tempat
atau lingkungan yang mendukung kita untuk mengisi waktu di tiap hari-nya dengan
sesuatu yang berfaidah. Seperti yang dirasakan oleh kami peserta daurah
(pengkursusan) Al-Azhar.Yupss, disini kami para pelajar selalu tersibukkan
dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Di hari senin-jum`at misalnya, hampir
disetiap harinya ada 8 pertemuan. Enam pertemuan di kelas, dan 2 pertemuan di
asrama, yakni seba`da sholat shubuh dan sholat maghrib. Terkecuali pada selasa
malam dan kamis malam. Hari-hari itu biasanya digunakan untuk acara khitobah
bersama, dan Shlalawatan bersama. Tuh, sibuk lagi bermanfaat banget kan?
Tapi sesemangat-semangatnya seseorang, tentu ada jenuhnya
juga kan? Ada ngin untuk menikamti libur dan mengisi hari dengan seuatu yang
tentu tak sama dengan hari-hari biasanya. Nah, Hari sabtu dan Ahad adalah hari
libur bagi kami. Biasanya ada yang memafaatkan-nya dengan rihlah di
wisata-wisata kisaran pare-kediri, ada pula yang masih saja istiqomah belajar,
menulis, dan menghafal, dan juga tak sedikit yang mengisi jam demi jam dengan
tidur sepuasanya.
No comments:
Post a Comment